
Kilas Nusa, Jakarta – Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Pro 3 RRI, pada Kamis (02/01/25), Anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samodra, membahas rencana kontroversial mengenai libur satu bulan selama bulan Ramadhan pada tahun 2025. Rencana ini telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat, dengan berbagai pendapat yang muncul mengenai dampaknya terhadap pendidikan dan kegiatan keagamaan.
Nanang Samodra mengungkapkan bahwa ia mengingat masa kecilnya di Lombok, di mana liburan panjang menjadi momen yang dinanti-nantikan. Namun, ia menekankan pentingnya melihat rencana ini dari berbagai aspek. “Kita diuji keimanan kita apakah kita tahan atau tidak. Di bulan Ramadhan, fokus utama kita seharusnya adalah beribadah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa meskipun libur atau tidak, yang terpenting adalah kegiatan ibadah yang dilakukan selama bulan suci. “Kita perlu mengkaji lebih dalam. Dengan lebih dari 50 juta siswa di Indonesia, kebijakan ini pasti akan memiliki dampak besar. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan,” jelasnya.
Nanang juga menyoroti pentingnya kegiatan produktif selama masa libur. “Selama libur, harus ada kegiatan yang bermanfaat, baik dari segi rohani maupun lahiriah. Saat ini, banyak anak-anak yang menghabiskan waktu libur dengan gadget. Data menunjukkan bahwa hanya 30% dari penggunaan gadget digunakan untuk belajar, sementara sisanya untuk hiburan,” tambahnya.
Ia menganjurkan agar libur yang diberikan berhubungan dengan kegiatan keagamaan, sehingga anak-anak dapat lebih terlibat dalam praktik ibadah. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kurikulum dan kalender kegiatan yang sudah diprogramkan harus dipertimbangkan dengan matang. “Pemerintah harus hati-hati dalam mengambil keputusan. Jika ada perubahan, kajian harus dilakukan dengan seksama. Kita masih memiliki waktu satu bulan untuk menyerap aspirasi dan mempelajari apakah kebijakan ini produktif atau kontraproduktif,” tegasnya.
Nanang juga menghimbau kepada orang tua siswa untuk tidak terburu-buru dalam menilai rencana ini. “Jangan langsung menvonis bahwa ini akan dilakukan, karena masih ada kajian lebih lanjut yang perlu dilakukan. Ini adalah topik yang menarik untuk didiskusikan,” katanya.
Sebagai penutup, Nanang Samodra menegaskan bahwa DPR mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat. “Kami di DPR siap mendengarkan aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa keputusan yang diambil akan memberikan manfaat bagi semua pihak,” tutupnya.
Dengan perdebatan yang terus berlanjut, rencana libur satu bulan selama Ramadhan 2025 tetap menjadi topik hangat yang menarik perhatian masyarakat dan perlu kajian lebih lanjut untuk mencapai keputusan yang terbaik. (*)