
Kilas Nusa, Jakarta – Pada Kamis (9/11), Presiden Joko Widodo meresmikan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 MWp di Purwakarta, Jawa Barat, menandai komitmen Indonesia dalam transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060. Proyek ini, hasil kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA), menjadi pembangkit terapung terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat ketiga di dunia.
Presiden menyatakan bahwa PLTS Terapung Cirata, dengan potensi peningkatan kapasitas hingga 1.000 MWp, menjadi langkah signifikan dalam pertumbuhan pembangkit energi bersih di Indonesia. Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai kontribusi terhadap transisi energi dan membuka peluang pengembangan energi hijau di Indonesia.
Proyek ini juga menciptakan kerja sama investasi yang baik antara kedua negara, dengan potensi ekonomi baru di sektor logistik, pariwisata, manufaktur, pertanian, dan ekonomi halal. Dukungan UEA dalam investasi lanjutan di energi bersih memberikan dorongan bagi Indonesia untuk mencapai NZE pada 2060.
PLTS Terapung Cirata, memanfaatkan 4% area Waduk Cirata, terdiri dari 13 pulau dengan 340 ribu solar panel, mampu melistriki lebih dari 50 ribu rumah. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menyebut peresmian ini sebagai bukti nyata komitmen PLN dalam mendukung transisi energi di Indonesia. Proyek ini, kolaborasi antara PLN Nusantara Power dan Masdar UEA, menunjukkan kontribusi global dalam menangani isu pemanasan global.
PLTS Terapung Cirata juga memberdayakan tenaga kerja lokal dan UMKM melalui kolaborasi dengan sekitar 1.400 tenaga kerja lokal. CEO Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan teknologi demi mendukung transisi energi. Rencana pengembangan lebih lanjut dari proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi Indonesia. (*)