Kasus Pemalsuan Stempel dan Dokumen KONI Loteng Masuki Babak Baru, MSQ Kembali Diperiksa Polisi

Kilas Nusa, Lombok Tengah – Kasus dugaan pemalsuan stempel dan dokumen dalam tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Lombok Tengah kini memasuki babak baru. Setelah sebelumnya dilakukan gelar perkara, pelapor utama dalam kasus ini, M. Samsul Qomar (MSQ), kembali menjalani pemeriksaan tambahan oleh penyidik Reskrimum Polres Lombok Tengah pada Sabtu, (03/05/25).
MSQ, yang juga merupakan mantan Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Loteng dan saksi pelapor, hadir memenuhi panggilan penyidik sekitar pukul 10.00 WITA. Dalam pemeriksaan yang berlangsung selama satu jam itu, ia dimintai keterangan tambahan sekaligus menyerahkan sejumlah bukti baru kepada aparat kepolisian.
“Mulai dari jam 10 sampai jam 11 saya memberikan keterangan tambahan. Termasuk beberapa dokumen dan benda sebagai bukti,” ungkap MSQ usai menjalani pemeriksaan.
Menurutnya, bukti-bukti tambahan itu melengkapi keterangan sebelumnya yang telah ia berikan kepada penyidik, guna memperkuat dugaan tindak pidana dalam proses Musorkab KONI Loteng yang dilaksanakan pada 20 Maret lalu. Bahkan, MSQ menyebut bahwa sekretariat KONI Loteng kini menjadi salah satu objek penting dalam pemeriksaan.
“Sekretariat KONI juga sudah menjadi objek pemeriksaan. Kita serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Sejauh ini, setidaknya delapan orang telah dimintai keterangan dalam kasus ini, termasuk salah satunya adalah Wakil Ketua KONI Provinsi NTB. Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan telah menyasar ke berbagai unsur dalam struktur organisasi olahraga tersebut.
“Intinya, kita akan kawal terus kasus ini. Ini bukan persoalan sepele. Ini menyangkut integritas organisasi dan hukum yang tidak boleh dikompromikan,” tegas MSQ.
Namun hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian melalui Kasi Humas Polres Loteng, IPTU L. Barata, belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan terbaru penyelidikan.
Kasus dugaan pemalsuan stempel dan dokumen ini menjadi sorotan publik, terutama di kalangan pegiat olahraga di Lombok Tengah. Banyak pihak menantikan hasil akhir dari penyelidikan aparat kepolisian demi menjunjung tinggi keadilan dan menjaga marwah organisasi olahraga di daerah ini.