Menggali Potensi Desa: Pembekalan KKN-PPM Ke-41 UNIZAR Angkat Tema Kearifan Lokal dan Budaya

Kilas Nusa, Mataram – Sebagai bagian dari persiapan terjun langsung ke masyarakat, Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Ke-41. Bertempat di Aula Abdurrahim UNIZAR pada Sabtu (12/7/25), acara ini menghadirkan narasumber inspiratif yang mengangkat tema strategis: “Potensi Kearifan Lokal dan Budaya sebagai Daya Tarik Wisata di Desa.”
Materi pembekalan disampaikan oleh Lalu Imam Mahardhika, S.SiT, Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah. Dalam paparannya, Lalu Imam menekankan bahwa kearifan lokal dan budaya bukan hanya aset tradisional, tetapi juga sumber daya yang berdaya jual tinggi dalam konteks pengembangan desa wisata.
“Kearifan lokal adalah pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang telah melekat dalam karakter masyarakat. Ini adalah daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan yang mencari keaslian dan nilai-nilai lokal,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata desa berbasis kearifan lokal perlu dimulai dari penguatan komunitas dan pembangunan sumber daya manusia yang mampu menjadi pelaku utama dalam industri pariwisata berkelanjutan.
Elemen-elemen budaya seperti tradisi lisan, adat istiadat, seni, hingga teknologi tradisional menjadi bagian penting yang harus dipetakan dan dilestarikan.
Baca juga: Pembekalan KKN-PPM Ke-41 UNIZAR Tekankan Kolaborasi Multidisiplin dan Etika Pengabdian Masyarakat
Pembekalan ini menjadi momen penting bagi para mahasiswa KKN-PPM untuk memahami konteks sosial-budaya desa tujuan mereka. Dengan bekal ini, mereka diharapkan tidak hanya menjadi pelaku pengabdian, tetapi juga fasilitator pembangunan berbasis potensi lokal.
Selain memberi wawasan konseptual, kegiatan ini juga membekali mahasiswa dengan strategi praktis, seperti tahapan pengembangan destinasi, pemasaran pariwisata desa, hingga pengelolaan kelembagaan lokal.
Lalu Imam menekankan pentingnya menggali dan menampilkan pesona desa seperti pertunjukan seni budaya, wisata kuliner khas, dan warisan sejarah yang unik sebagai bagian dari daya tarik wisata.
Acara pembekalan berlangsung lancar dan penuh antusiasme. Para mahasiswa tampak aktif berdiskusi dan menyampaikan gagasan mereka untuk berkontribusi langsung pada pembangunan desa yang berbasis pada nilai-nilai lokal.
Dengan semangat kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pengabdian mahasiswa tak sekadar formalitas, melainkan upaya nyata membangun desa dari akar budayanya sendiri.