
Kilas Nusa, Mataram — Penyelenggaraan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang semestinya menjadi ajang kebanggaan daerah, justru memantik gelombang kekecewaan dari kalangan pekerja lokal. Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) NTB, Lalu Wira Sakti, menyampaikan pernyataan sikap keras atas tidak dilibatkannya para pekerja transportasi lokal dalam perhelatan berskala nasional tersebut.
Dalam keterangan resminya, SPN NTB menyatakan keprihatinan mendalam atas diabaikannya keberadaan dan peran pengemudi GrabCar, ojek online, pelaku usaha travel lokal, serta buruh dan pelaku transportasi komunitas lainnya. Di tengah semangat pemulihan ekonomi rakyat, ketidakikutsertaan para pekerja lokal dinilai sebagai ironi yang mencederai semangat pemberdayaan masyarakat daerah.
“Ini seharusnya menjadi momentum kolaboratif untuk menggerakkan ekonomi lokal. Namun justru pekerja kecil di NTB disingkirkan dari aktivitas utama yang menyangkut transportasi peserta dan panitia,” tegas Lalu Wira Sakti dalam pernyataannya yang dirilis pada Rabu, 30 Juli 2025.
Lebih jauh, SPN NTB juga menyoroti penggunaan kendaraan luar daerah yang diduga kuat melanggar aturan lalu lintas. Dari hasil pemantauan dan laporan masyarakat, ditemukan kendaraan panitia yang memakai pelat nomor palsu, tidak sesuai jenis kendaraan, bahkan pelat sepeda motor digunakan untuk mobil.
“Ini bukan hanya pelanggaran administratif, tapi bisa membahayakan keamanan jalan raya. Beberapa ormas bahkan telah melaporkan secara resmi kasus ini ke Polda NTB,” imbuhnya.
Atas kondisi tersebut, SPN NTB menyatakan tiga poin penting sebagai bentuk sikap resmi mereka: Protes keras terhadap tidak dilibatkannya buruh dan pekerja transportasi lokal dalam FORNAS VIII; Desakan kepada Kepolisian dan Dinas Perhubungan NTB untuk segera menyelidiki dugaan penggunaan kendaraan ilegal oleh panitia; Tuntutan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja panitia penyelenggara, agar ke depan event nasional benar-benar berpihak kepada rakyat daerah, khususnya kalangan pekerja kecil.
Serikat Pekerja Nasional NTB berharap pernyataan ini menjadi peringatan bagi semua pihak agar tidak lagi meminggirkan masyarakat lokal dalam event besar. “Kami tidak anti terhadap kemajuan, tapi pembangunan yang adil adalah yang melibatkan rakyatnya sendiri,” tutup Lalu Wira Sakti.
Festival FORNAS VIII yang sedang berlangsung di NTB memang menjadi sorotan nasional karena antusiasme peserta dari berbagai provinsi. Namun di balik kemeriahan tersebut, suara-suara dari akar rumput seperti SPN NTB ini mengingatkan bahwa keadilan sosial dan ekonomi harus tetap menjadi fondasi utama setiap perhelatan akbar.