
Kilas Nusa, Mataram – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR) kembali menghadirkan kegiatan akademik inspiratif melalui General Lecturer yang digelar di Aula Abdurrahim UNIZAR, Selasa (21/10/25). Kegiatan ini mengusung tema “Qualitative Methodology and Naturalistic Paradigm” dengan menghadirkan narasumber Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Prof. Hj. Sulhaini, SE., M.Sc., Ph.D.
Acara ini dipandu oleh Eko Esti Santoso, SE., MM., MH., dosen Fakultas Agama Islam UNIZAR, yang berperan sebagai moderator. Kuliah umum tersebut diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dari FEB dan FAI UNIZAR yang memadati Aula Abdurrahim sejak pagi.
Dalam pemaparannya, Prof. Sulhaini menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menggunakan latar alamiah untuk menafsirkan fenomena secara mendalam.
“Pendekatan ini tidak berfokus pada angka, tetapi pada makna di balik peristiwa dan perilaku manusia,” jelasnya, mengutip pandangan para ahli seperti Denzin dan Lincoln (1987) serta Strauss & Corbin (2017).
Ia menegaskan bahwa penelitian kualitatif berlandaskan paradigma naturalistik atau interpretative, di mana peneliti menjadi bagian dari objek yang diteliti.
“Dalam pendekatan ini, realitas dipandang sebagai sesuatu yang subjektif, kontekstual, dan terus berkembang, bukan sesuatu yang kaku dan dapat diukur secara kuantitatif semata,” ujar Prof. Sulhaini.
Lebih lanjut, ia menjelaskan perbedaan mendasar antara paradigma positivistik (kuantitatif) dan paradigma naturalistik (kualitatif). Paradigma positivistik cenderung mencari hubungan sebab-akibat dengan menggunakan data angka dan sampel besar, sedangkan paradigma naturalistik lebih menekankan pemahaman terhadap makna, proses, serta konteks sosial suatu fenomena.

Dalam sesi tersebut, Prof. Sulhaini juga menyoroti pentingnya peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Ia menyebutkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk merekam, mengamati, dan menafsirkan realitas sosial secara menyeluruh, sehingga hasil penelitian kualitatif lebih kaya secara makna.
“Metode ini memungkinkan kita untuk memahami pengalaman manusia, bukan sekadar mengukur perilaku. Karena itu, penelitian kualitatif sangat relevan dalam bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan,” tambahnya.
Selain menjelaskan teori, Prof. Sulhaini juga membagikan pengalaman riset pribadinya, mulai dari tahap identifikasi populasi penelitian, penyusunan panduan wawancara, hingga proses analisis data menggunakan pendekatan induktif dan hermeneutik.
Kegiatan General Lecturer ini berjalan interaktif. Banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan seputar perbedaan metodologi penelitian, cara menjaga keabsahan data, hingga tantangan dalam analisis kualitatif.
Moderator, Eko Esti Santoso, menutup sesi diskusi dengan menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang metodologi penelitian yang beragam.
“Kami berharap mahasiswa UNIZAR mampu memahami bahwa tidak semua fenomena bisa dijelaskan dengan angka. Ada aspek-aspek sosial dan spiritual yang perlu didekati secara kualitatif,” ujarnya.
Kegiatan kuliah umum ini menjadi salah satu langkah nyata UNIZAR dalam memperkuat literasi riset dan pemahaman metodologi ilmiah di kalangan mahasiswa lintas fakultas, sekaligus mempererat jejaring akademik dengan perguruan tinggi lain seperti Universitas Mataram. (*)
