Kawal NTB: Kasus Pembunuhan Polisi di Gili Trawangan Diduga Terkait Jaringan Narkoba dan Prostitusi

Kilas Nusa, Lombok Tengah — Kasus pembunuhan tragis yang melibatkan sesama anggota kepolisian di kawasan wisata Gili Trawangan memantik perhatian serius dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Kawal NTB, lembaga pemantau kebijakan dan sosial di Nusa Tenggara Barat, yang menilai kasus ini tidak bisa dipandang semata sebagai persoalan pembunuhan.
Ketua Divisi Anti Narkoba dan Hiburan Kawal NTB, Indarwan, menegaskan bahwa apa yang terjadi merupakan “kasus besar yang berlapis”. Ia menyoroti adanya dugaan keterlibatan pelaku dalam jaringan narkotika dan prostitusi, yang semestinya menjadi fokus penyelidikan lebih dalam oleh aparat penegak hukum.
“Kami tidak hanya melihat ini sebagai kasus pembunuhan. Ada indikasi kuat keterlibatan narkoba dan aktivitas seksual ilegal yang harus diusut tuntas,” tegas Indarwan dalam pernyataan pers, Kamis (10/7/25).
Indarwan mempertanyakan bagaimana seorang anggota polisi dapat dengan begitu mudah mengakses narkoba dan obat-obatan terlarang. Ia mendesak pihak kepolisian untuk membongkar rantai distribusi yang memungkinkan hal ini terjadi.
“Kalau pelaku bisa dengan mudah mendapatkan narkoba, kita patut curiga bahwa dia sangat dekat dengan bandar atau bahkan bagian dari jaringan itu sendiri,” ujar Indarwan.
Kawal NTB juga mendorong Polda NTB untuk memperluas cakupan penyelidikan, tidak hanya pada aspek kekerasan fisik, tetapi juga pada praktik-praktik kriminal lain yang berpotensi saling terkait. Salah satu yang disorot adalah indikasi adanya praktik prostitusi terselubung.
“Perdagangan perempuan dan seks bebas dalam lingkaran kasus ini jangan sampai luput dari penyelidikan. Ini kejahatan yang sejajar dengan narkoba dan pembunuhan,” kata Indarwan.
Ia mengapresiasi langkah cepat dan tegas Kapolda NTB yang telah menetapkan tersangka dan memulai proses hukum secara terbuka. Namun, menurutnya, hal tersebut baru permulaan dari upaya membongkar skandal yang lebih dalam.
“Kita apresiasi ketegasan Kapolda, namun harapan kami, jangan berhenti di permukaan. Bongkar semua jaringan dan aktor di balik kasus ini,” tandasnya.
Kawal NTB berharap kasus ini menjadi pelajaran dan peringatan keras agar tidak terulang kembali, karena peristiwa semacam ini bukan hanya mencoreng nama baik institusi Polri, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.
“Polisi adalah penjaga hukum, bukan pelanggar hukum. Kita semua berduka, tapi lebih dari itu, kita harus waspada,” pungkas Indarwan.