Dari Limbah Jadi Berkah: Inovasi Lilin Aromaterapi Mahasiswa UNIZAR Sabet Penghargaan Nasional
Kilas Nusa, Mataram — Semangat inovasi kembali berbuah manis di Universitas Islam Al-Azhar (UNIZAR). Tiga mahasiswa lintas fakultas sukses mengharumkan nama kampus dengan meraih Juara 2 Lomba Essay Tingkat Nasional SORE (Scientific, Olympiade, Research, and Essay) Competition, sekaligus menyabet Gold Medal dan penghargaan Favorite Poster. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh PRISMA dan Idea_Creative.Hub di Universitas Dhyana Pura, Bali.
Tim UNIZAR yang menorehkan prestasi tersebut beranggotakan Vika Sasmita (Ketua Tim) dari Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Agama Islam (FAI), Karisma Cahyani dari Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), dan Raditya Putra Ramadhan dari Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam (FAI). Ketiganya berhasil menggabungkan kekuatan sains, nilai etika, dan semangat kewirausahaan hijau dalam karya berjudul “Lilin Aromaterapi Ampas Kopi dan Lavender sebagai Solusi Alami Pengusir Nyamuk Ramah Lingkungan.”
Menurut penuturan Vika, ide tersebut lahir dari kepeduliannya terhadap limbah sederhana yang kerap terabaikan.
“Kami sering lihat ampas kopi dibuang begitu saja. Dari situ muncul ide: bagaimana kalau limbah kecil ini bisa diolah jadi produk bermanfaat? Akhirnya terciptalah lilin aromaterapi dari ampas kopi dan lavender yang tak hanya mengusir nyamuk, tapi juga menenangkan dan ramah lingkungan,” jelas Vika.
Ia menambahkan, melalui karya ini timnya ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu harus berangkat dari hal besar, melainkan bisa lahir dari kreativitas terhadap hal kecil di sekitar kita.
Kolaborasi lintas disiplin antara mahasiswa Fakultas Agama Islam dan Fakultas MIPA menjadi pengalaman berharga bagi ketiganya. Perbedaan latar belakang ilmu justru memperkuat hasil akhir karya mereka.
“Teman dari MIPA fokus di eksperimen dan uji bahan, sementara aku lebih ke aspek sosial, etika, dan potensi bisnisnya. Awalnya agak sulit menyatukan konsep, tapi di situlah tantangannya. Kami jadi saling belajar dan melengkapi,” ujar Vika.
Raditya menambahkan, keseimbangan antara pendekatan ilmiah dan nilai sosial menjadi kunci dalam penelitian mereka.
“Mahasiswa MIPA berperan besar dalam analisis senyawa dan mekanisme kerja bahan, sedangkan dari Fakultas Agama Islam kami menekankan pada etika lingkungan dan semangat green entrepreneurship,” ujarnya.
Selain unggul dalam penulisan essay, tim ini juga berhasil menarik perhatian juri melalui karya visual mereka yang memenangkan kategori Favorite Poster. Menurut Karisma, kekuatan poster terletak pada kesederhanaan dan makna yang tersampaikan.
“Kami gunakan warna lembut bernuansa kopi dan lavender agar hangat dan menenangkan. Visualnya memadukan biji kopi dan bunga lavender kering sebagai simbol pemanfaatan limbah yang bernilai,” tutur Karisma.
Momen paling berkesan bagi mereka adalah saat mempresentasikan karya di depan dewan juri serta berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
“Deg-degan tapi senang banget bisa tampil dan lihat banyak ide keren dari peserta lain. Suasananya hangat, bukan sekadar lomba tapi juga tempat saling belajar,” kenang Vika.
Selain pengalaman akademik, perjalanan mereka ke Bali juga meninggalkan kesan mendalam.
“Kami sempat menonton tari Kecak di Tanah Lot, itu pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan,” kata Karisma sambil tersenyum.
Usai menorehkan prestasi nasional, tim ini berencana melanjutkan riset hingga tahap uji ilmiah dan produksi skala kecil agar dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Kami ingin produk ini bisa diproduksi lokal dan memberi nilai ekonomi. Sekaligus mengajak teman-teman UNIZAR lainnya untuk berani berinovasi dan ikut berkompetisi,” tutur Vika penuh semangat.
Raditya menambahkan bahwa inovasi ini berpotensi dikembangkan menjadi model usaha rumah tangga (home industry) yang melibatkan masyarakat sekitar.
“Harapannya, limbah kopi bisa jadi sumber ekonomi baru yang berkelanjutan,” ujarnya.
Baik Vika, Karisma, maupun Raditya sepakat bahwa dukungan dari kampus menjadi faktor besar dalam kesuksesan mereka.
“UNIZAR selalu memberi ruang bagi mahasiswanya untuk berkembang—dari bimbingan dosen, fasilitas, sampai motivasi. Bagi kami, UNIZAR bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh dan berani bermimpi,” tutup Vika.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas ilmu, dukungan kampus, serta keberanian untuk berinovasi mampu melahirkan karya yang bernilai akademik sekaligus berdampak sosial dan lingkungan.
