
Kilas Nusa, Pontianak – Gelaran Musyawarah Nasional (Munas) Korps HMI-Wati (Kohati) ke-XXV diwarnai kericuhan menegangkan. Para peserta dan kandidat calon ketua umum Kohati sempat dievakuasi oleh Polwan karena intervensi dua alumni Kohati Kalimantan Barat yang melanggar aturan Munas.
Situasi semakin rumit karena ada usaha ilegal untuk menetapkan Meisista dari Cabang Palu sebagai ketua Kohati PB HMI. Asma Zakaria, utusan dari cabang Bacan Badko Malmalut, mengungkap bahwa penggantian pimpinan sidang secara paksa mengakibatkan rusaknya integritas forum Munas.
Meskipun tidak terdapat kejahatan yang nyata, koordinasi dilakukan dengan Kahmi Nasional dan Forhati Nasional demi menjaga kehormatan institusi. Upaya untuk menang wajar, namun tidak seharusnya merusak institusi demi kemenangan.
Untungnya, situasi kembali kondusif setelah Wa Ode Nurhayati dari Koordinator Presidium Forhati Nasional turun tangan untuk menenangkan peserta. Keberadaannya sebagai wujud komitmen moral untuk mendukung setiap langkah Kohati dari awal hingga akhir acara.
“Saya pribadi atas nama Presidium Forhati Nasional, alhamdulillah bisa hadir di hadapan adinda semua dalam rangka menunjukkan komitmen moral kami untuk membersamai setiap derap langkah adinda semua sejak pertama meninggalkan rumah kampung halaman hingga kembali pulang tanpa kurang suatu apapun,” kata Wa Ode.
Setelahnya, suasana menjadi lebih tenang dengan kehadiran MPK PB HMI Syulfa. Forum dilanjutkan sesuai mekanisme yang berlaku setelah insiden tersebut. (*)