BEM FEB UNIZAR Deklarasikan Tolak Hoax dan Ujaran Kebencian untuk Pilkada Damai 2024
BEM FEB UNIZAR Deklarasikan Tolak Hoax dan Ujaran Kebencian untuk Pilkada Damai 2024

Kilas Nusa, Mataram – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Al-Azhar (BEM FEB UNIZAR) mengadakan acara penting yang bertujuan untuk menjaga kedamaian dan kondusifitas dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024 di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam acara ini, seluruh pengurus BEM FEB UNIZAR secara tegas menyatakan komitmen mereka untuk menolak berita hoax dan ujaran kebencian melalui Deklarasi Pilkada Damai.
Acara yang dilangsungkan di kampus UNIZAR ini menjadi wadah bagi para pengurus BEM FEB UNIZAR untuk menyuarakan pentingnya menjaga keamanan dan persatuan selama proses demokrasi berlangsung. Ketua BEM FEB UNIZAR, Febriyanto, dalam pidatonya menekankan betapa pentingnya komitmen bersama dalam mendukung Pilkada yang aman, damai, dan bermartabat.
“Dengan menggelar kegiatan ini, BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIZAR berupaya menunjukkan sikap tegas kami untuk menolak segala bentuk berita hoax dan ujaran kebencian yang bisa memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Febriyanto.
Lebih lanjut, Febriyanto mengajak seluruh Gen Z, kaum milenial, dan masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk turut serta dalam menjaga suasana damai selama pelaksanaan Pilkada 2024. Deklarasi ini, katanya, tidak hanya menjadi momentum bagi mahasiswa tetapi juga seruan bagi semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan iklim politik yang sehat dan harmonis.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk mantan Ketua BEM FEB UNIZAR periode 2023-2024 M. Febrian Maulana Wahyudi dan staf Humas Publikasi UNIZAR yang hadir. Mereka menyatakan dukungan penuh terhadap langkah yang diambil oleh BEM FEB UNIZAR dalam upaya menjaga integritas dan kedamaian selama proses Pilkada.
Dengan adanya deklarasi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, dapat lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar di media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab. Langkah ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa lainnya dalam menciptakan suasana demokrasi yang damai dan bermartabat. (*)