
Kilas Nusa, Jakarta – Hasil studi dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersama Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Australia-Indonesia telah mengungkap indikasi pemulihan pembelajaran (learning recovery) di Indonesia.
INOVASI, sebuah kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia, telah memberikan dukungan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar, terutama dalam bidang literasi dan numerasi sejak tahun 2016. Hasil penelitian mereka selama tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami kemajuan dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19 terhadap sistem pendidikan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, mengatakan bahwa pendekatan “Merdeka Belajar” telah berhasil membawa pemulihan dalam pembelajaran di Indonesia. Program ini melibatkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan mitra pembangunan. Pemerintah Australia, melalui program INOVASI, turut mendukung inisiatif ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka, salah satu aspek dari inisiatif ini, memberikan fleksibilitas dalam model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasilnya, pemulihan pembelajaran setara dua bulan telah dicapai dalam literasi dan numerasi.
Dalam peluncuran buku “Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran” yang dilakukan pada Selasa (26/9/2023) di Jakarta, Kepala BSKAP Anindito Aditomo menggarisbawahi bahwa transformasi pendidikan memerlukan kerja sama antara berbagai pihak dan bahwa Kurikulum Merdeka telah memberikan ruang inovasi bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan.
Berbagai komponen masyarakat, seperti guru dan pelajar, juga memberikan dukungan terhadap penerapan Kurikulum Merdeka sebagai solusi atas dampak negatif pandemi terhadap pembelajaran. Tindakan seperti asesmen diagnostik dan pembelajaran berdiferensiasi membantu mengatasi tantangan pembelajaran selama pandemi.
Hasil studi ini menyoroti pentingnya adaptasi dalam pendidikan untuk menghadapi perubahan yang cepat, dan buku “Bangkit Lebih Kuat” menjadi sumber informasi yang berharga bagi kebijakan pendidikan di Indonesia. (*)