
Kilas Nusa, Lombok Tengah – Praktisi olahraga sekaligus pelatih sepak bola, Agus Salim, mengungkapkan kecurigaannya terkait lambannya penuntasan kasus dugaan pemalsuan stempel, kop surat, dan atribut KONI di Lombok Tengah.
Menurut Agus, laporan tersebut sudah berlangsung lebih dari tiga bulan dan seharusnya telah tuntas, mengingat saksi-saksi dan ahli pidana telah dihadirkan.
“Kita patut curiga ada skenario yang dimainkan supaya kasus ini tidak bisa lanjut karena semua alat bukti bahkan saksi sudah diperiksa,” ungkap Agus.
Baca juga: Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen KONI Loteng: Saksi Ahli Segera Dihadirkan
Ia juga menyoroti lambatnya proses penyelidikan kasus ini dan adanya informasi mengenai tekanan yang dilakukan kepada Polres oleh pihak tertentu.
“Kalau tekanan ya pasti akan ada, namanya juga penguasa. Tapi yang paling kita curigai adalah adanya upaya 86,” jelasnya.
Agus mengindikasikan adanya praktik tidak beres terkait surat palsu yang disampaikan oleh Sekretaris KONI, Junaidi Atma. Menurut Agus, surat tersebut dijadikan pembanding, padahal jelas-jelas stempel yang digunakan dalam surat itu adalah palsu dan berbeda dari stempel resmi di sekretariat KONI.
Baca juga: Fakta Terbaru, Sekum KONI Sering Gunakan Stempel Palsu Di Luar Sepengetahuan Ketua
“Jelas sekali stempelnya dia buat sendiri, apalagi surat itu digunakan untuk kepentingan anaknya Pak Jun yang menjabat sebagai Ketua Cabor ABTI. Jadi dia jelas-jelas menggunakan untuk kepentingan pribadi,” tegas Agus.
Informasi terbaru menyebutkan bahwa gelar perkara kasus tersebut sudah dilakukan beberapa kali dan rencananya akan digelar kembali hari ini. Kasus ini menarik perhatian publik karena terjadi pada saat Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) pada 20 Maret lalu, di mana M. Samsul Qomar masih menjabat sebagai Ketua KONI Loteng periode 2021-2025.